Tulisan ini ingin mengambil artikel dari buku yang berjudul The Intelligent Investor oleh Benjamin Graham dalam tulisannya mengenai perilaku investasi dan perilaku spekulasi. Menurut Ben. Graham definisi investasi adalah ”Tindakan melalui analisis yang menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok dan memberikan return (keuntungan/ pengembalian) memadai.” Analisis menyeluruh berarti studi tentang fakta-fakta dengan memperhatikan standar keamanan dan nilai, sedangkan keamanan dana pokok menegaskan pada perlindungan terhadap kerugian dalam semua kondisi normal, kemungkinan yang akan terjadi atau variasi. Return yang memadai mengacu pada setiap tingkat atau jumlah return berapapun kecilnya yang tersedia diterima oleh investor dengan catatan bahwa ia bertindak menggunakan kecerdasan yang memadai.
Penulis sangat prihatin dengan kondisi dimana orang mulai percaya bahwa pengujian terhadap suatu teknis investasi semata-mata soal apakah teknik tersebut ”berhasil” atau tidak. Jika mereka bisa mengalahkan pasar dalam suatu periode, tanpa peduli seberapa berbahaya dan salahnya taktik mereka, mereka dengan bangga mengatakan bahwa mereka ”benar”. Namun seorang investor yang intelligent tidak ingin hanya menjadi benar untuk sementara waktu. Untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, Anda harus terus-menerus dan pasti benar. Teknik-teknik yang menjadi sangat terkenal pada tahun 1990-an yang disebut dengan day trading (membeli dan menjual saham dalam satu hari), mengabaikan diversifikasi, memperjualbelikan mutual fund yang sedang naik daun dan mengikuti berbagai sistem pemilihan saham – yang kelihatannya berhasil. Namun berbagai teknis tersebut tak memiliki peluang untuk bertahan dalam jangka panjang, karena semuanya tidak bisa memenuhi ketiga kriteria Graham dalam berinvestasi.
Dari Formula Menjadi Kegagalan Total
Sepanjang dasawarsa terakhir, formula spekulatif diperkenalkan satu demi satu, dipopulerkan, kemudian dicampakkan. Semua memiliki sejumlah ciri yang sama – ini cepat! Ini mudah! Ini tak akan membuat Anda rugi sedikit pun! – sementara semua melanggar setidaknya satu dari beberapa rumusan yang dibuat Graham untuk membedakan antara investasi dan spekulasi. Berikut ini formula trendy yang gagal total:
Ambil untung di tahun baru: ”Efek Januari” (The January effect) – kecenderungan saham-saham kecil untujk menghasilkan keuntungan besar pada sekitar pertukaran tahun- diperkenakan secara luas dalam berbagai artikel ilmiah dan buku-buku populer yang diterbitkan pada tahun 1980-an yang mengatakan bahwa jika Anda menimbun saham-saham kecil pada pertengahan kedua Desember dan menyimpannya hingga Januari, Anda akan mengalahkan pasar antara lima hingga 10 poin persentase (0.10%) Dengan makin banyaknya orang yang tahu tentang efek Januari, semakin banyak trader yang membeli saham-saham kecil pada Desember dan menjadikan saham tersebut tak lagi semurah sebelumnya dan dengan demikian menurunkan return. Selain itu, dampak terbesar dari efek Januari justru diciptakan oleh saham-saham yang paling kecil. Sayangknya ketika Anda telah selesai melakukan pembayaran kepada pialang Anda, semua keuntungan yang Anda peroleh dari efek Januari akan lenyap.
Seluruh formula yang sifatnya mekanikal demi memperoleh kinerja saham yang lebih tinggi sebenarnya adalah ”sejenis proses penghancuran diri- sama seperti hukum penurunan hasil (law of disinishing returns)”. Ada dua alasan mengapa return menjadi berkurang. Jika formula semata-mata didasarkan pada data-data statistik yang sifatnya kebetulan, maka waktu sendiri yang akan membuktikan bahwa sejak awal formula tersebut tak masuk akal. Di sisi lain, jika formula tersebut memang sudah berhasil sebelumnya (seperti Efek Januari) maka dengan mempublikasikannya, para kritikus pasar akan menggerogoti dan biasanya menghilangkan kemampuan formula itu untuk bisa melakukan hal yang serupa di masa yang akan datang.
Advis yang diberikan oleh Graham ketika Anda harus menyikapi spekulasi, yaitu seperti seorang penjudi kenyang pengalaman mengayunkan langkah-langkah kakinya ke kasino:
1. Jangan terperdaya oleh pikiran Anda yang mengatakan bahwa Anda sedang berinvestasi ketika sebenarnya Anda sebenarnya sedang berspekulasi.
2. Berspekulasi akan menjadi sangat mematikan pada saat Anda mulai melakukannya dengan serius.
3. Anda harus membuat batasan yang tegas atas jumlah yang berani Anda pertaruhkan.
Sama seperti seorang penjudi yang penuh perhitungan membawa katakan US$100 ke lantai kasino dan meninggalkan semua sisa uangnya dalam brankas terkunci di hotelnya, seorang investor pintar akan menyisihkan bagian yang sangat kecil dari seluruh portfolionya untuk digunakan sebagai ”uang gila.” Bagi sebagian besar kita, 10% dari semua kekayaan adalah jumlah maksimal yang masih mungkin digunakan untuk tujuan spekulatif yang berisiko.
Jangan pernah mencampur uang dalam rekening spekulatif Anda dengan uang yang ada dalam rekening investasi Anda; jangan pernah biarkan pikiran-pikiran spekulatif merasuk ke dalam aktivitas investasi Anda, dan jangan pernah meletakkan lebih dari 10% harta Anda ke dalam rekening uang gila, apa pun yang terjadi.
Bagaimanapun baik atau buruk insting untuk melakukan perjudian adalah bagian dari sifat dasar manusia-sehingga bagi kebanyakan orang tak ada gunanya untuk mencoba menyembunyikannya. Namun, Anda harus membatasi dan menahannya. Itu satu-satunya cara untuk yakin bahwa Anda tidak akan membodohi diri sendiri dengan mencampuradukkan spekulasi dengan investasi.
Penulis sangat prihatin dengan kondisi dimana orang mulai percaya bahwa pengujian terhadap suatu teknis investasi semata-mata soal apakah teknik tersebut ”berhasil” atau tidak. Jika mereka bisa mengalahkan pasar dalam suatu periode, tanpa peduli seberapa berbahaya dan salahnya taktik mereka, mereka dengan bangga mengatakan bahwa mereka ”benar”. Namun seorang investor yang intelligent tidak ingin hanya menjadi benar untuk sementara waktu. Untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, Anda harus terus-menerus dan pasti benar. Teknik-teknik yang menjadi sangat terkenal pada tahun 1990-an yang disebut dengan day trading (membeli dan menjual saham dalam satu hari), mengabaikan diversifikasi, memperjualbelikan mutual fund yang sedang naik daun dan mengikuti berbagai sistem pemilihan saham – yang kelihatannya berhasil. Namun berbagai teknis tersebut tak memiliki peluang untuk bertahan dalam jangka panjang, karena semuanya tidak bisa memenuhi ketiga kriteria Graham dalam berinvestasi.
Dari Formula Menjadi Kegagalan Total
Sepanjang dasawarsa terakhir, formula spekulatif diperkenalkan satu demi satu, dipopulerkan, kemudian dicampakkan. Semua memiliki sejumlah ciri yang sama – ini cepat! Ini mudah! Ini tak akan membuat Anda rugi sedikit pun! – sementara semua melanggar setidaknya satu dari beberapa rumusan yang dibuat Graham untuk membedakan antara investasi dan spekulasi. Berikut ini formula trendy yang gagal total:
Ambil untung di tahun baru: ”Efek Januari” (The January effect) – kecenderungan saham-saham kecil untujk menghasilkan keuntungan besar pada sekitar pertukaran tahun- diperkenakan secara luas dalam berbagai artikel ilmiah dan buku-buku populer yang diterbitkan pada tahun 1980-an yang mengatakan bahwa jika Anda menimbun saham-saham kecil pada pertengahan kedua Desember dan menyimpannya hingga Januari, Anda akan mengalahkan pasar antara lima hingga 10 poin persentase (0.10%) Dengan makin banyaknya orang yang tahu tentang efek Januari, semakin banyak trader yang membeli saham-saham kecil pada Desember dan menjadikan saham tersebut tak lagi semurah sebelumnya dan dengan demikian menurunkan return. Selain itu, dampak terbesar dari efek Januari justru diciptakan oleh saham-saham yang paling kecil. Sayangknya ketika Anda telah selesai melakukan pembayaran kepada pialang Anda, semua keuntungan yang Anda peroleh dari efek Januari akan lenyap.
Seluruh formula yang sifatnya mekanikal demi memperoleh kinerja saham yang lebih tinggi sebenarnya adalah ”sejenis proses penghancuran diri- sama seperti hukum penurunan hasil (law of disinishing returns)”. Ada dua alasan mengapa return menjadi berkurang. Jika formula semata-mata didasarkan pada data-data statistik yang sifatnya kebetulan, maka waktu sendiri yang akan membuktikan bahwa sejak awal formula tersebut tak masuk akal. Di sisi lain, jika formula tersebut memang sudah berhasil sebelumnya (seperti Efek Januari) maka dengan mempublikasikannya, para kritikus pasar akan menggerogoti dan biasanya menghilangkan kemampuan formula itu untuk bisa melakukan hal yang serupa di masa yang akan datang.
Advis yang diberikan oleh Graham ketika Anda harus menyikapi spekulasi, yaitu seperti seorang penjudi kenyang pengalaman mengayunkan langkah-langkah kakinya ke kasino:
1. Jangan terperdaya oleh pikiran Anda yang mengatakan bahwa Anda sedang berinvestasi ketika sebenarnya Anda sebenarnya sedang berspekulasi.
2. Berspekulasi akan menjadi sangat mematikan pada saat Anda mulai melakukannya dengan serius.
3. Anda harus membuat batasan yang tegas atas jumlah yang berani Anda pertaruhkan.
Sama seperti seorang penjudi yang penuh perhitungan membawa katakan US$100 ke lantai kasino dan meninggalkan semua sisa uangnya dalam brankas terkunci di hotelnya, seorang investor pintar akan menyisihkan bagian yang sangat kecil dari seluruh portfolionya untuk digunakan sebagai ”uang gila.” Bagi sebagian besar kita, 10% dari semua kekayaan adalah jumlah maksimal yang masih mungkin digunakan untuk tujuan spekulatif yang berisiko.
Jangan pernah mencampur uang dalam rekening spekulatif Anda dengan uang yang ada dalam rekening investasi Anda; jangan pernah biarkan pikiran-pikiran spekulatif merasuk ke dalam aktivitas investasi Anda, dan jangan pernah meletakkan lebih dari 10% harta Anda ke dalam rekening uang gila, apa pun yang terjadi.
Bagaimanapun baik atau buruk insting untuk melakukan perjudian adalah bagian dari sifat dasar manusia-sehingga bagi kebanyakan orang tak ada gunanya untuk mencoba menyembunyikannya. Namun, Anda harus membatasi dan menahannya. Itu satu-satunya cara untuk yakin bahwa Anda tidak akan membodohi diri sendiri dengan mencampuradukkan spekulasi dengan investasi.
oleh : Radityo Rhifiardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar